Fosfor putih memiliki efek yang sangat besar jika masuk ke dalam tubuh. Serbuk ini mudah menempel pada kulit dan mudah tersulut. Serbuk yang dengan mudah digunakan untuk membakar manusia itu efektif digunakan pada material lain seperti minyak atau bahan bakar.
Fosfor dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan bisa juga pada hati. Diduga penyebab dari kerusakan-kerusakan tersebut adalah masuknya inorganik fosfor kedalam peredaran darah. Luka bakar yang diakibatkan fosfor terkenal sangat mematikan serta dapat mengakibatkan tubuh keracunan. Jika masuk ke dalam tubuh, fosfor menempel pada jaringan otot dan terakumulasi pada hati dan ginjal, mengakibatkan gagalnya fungsi organ vital ini. Orang yang keracunan fosfor putih akan menderita sakit kepala intensif serta muntah-muntah. Kulit yang terpapar oleh fosfor mengalami lesi dimana jaringan tubuh mengalami keabnormalan. Lesi ini bisa meluas sampai seluruh fosfor diserap tubuh atau area di sekitar lesi kehabisan oksigen. Pasien akan merasa sangat sakit jika berendam di air dingin. Luka akan membentuk jaringan nekrotik berwarna kekuningan, berbau seperti bawang putih dan bersinar dalam kondisi gelap (fosfor bisa menyala dalam gelap). Karena sifatnya yang mematikan, banyak organisasi kemanusiaan dunia, termasuk Palang Merah Internasional, mendorong pelarangan penggunaan fosfor putih. Saat ini Konvensi Genewa dan Konvensi Senjata Kimia Dunia (Chemical Weapons Convention) melarang digunakannya fosfor putih sebagai senjata pembakar. Namun, penggunaannya sebagai alat penyamar pasukan masih diperbolehkan. Apa yang terjadi di Gaza adalah pengeboman oleh mahluk biadab Israel yang mengunakan bom dengan kandungan fosfor putih di dalamnya. Bahan - bahan dalam bom yang di bakar akan menghasilkan suhu yang tinggi. Efek terhadap tubuh manusia tentunya sangat berbahaya, dapat menyebabkan luka bakar yang luas, lebih dari 25% permukaan tubuh. Fosfor dapat menyebabkan trauma yang bersifat toksik dan penyebab kematian walaupun luka bakarnya hanya seluas 12 - 15%. Israel bukan pertama kali ini saja menggunakan fosfor putih. Mereka pernah menggunakannya tatkala melawan Hizbullah Lebanon tahun 2006. Selain Israel, Amerika dan Inggris pun pernah menggunakan serbuk ini dalam perang melawan Irak. Bom fosfor memiliki sifat utama membakar. Menurut Ang Swee Chai, seorang perempuan, dokter ortopedis kelahiran Malaysia yang juga seorang ahli medis. Dalam bukunya ”From Beirut to Jerusalem” (Kuala Lumpur, 2002), zat fosfor biasanya akan menempel di kulit, paru-paru, dan usus para korban selama bertahun-tahun, terus membakar dan menghanguskan serta menyebabkan nyeri berkepanjangan. Para korban bom ini akan mengeluarkan gas fosfor hingga nafas terakhir. Dalam bukunya ini, dokter yang bersuamikan seorang warga Inggris ini mengatakan bahwa Israel jelas tidak ingin sekadar membunuh para seterunya namun juga ingin membuat musuh-musuhnya menderita berkepanjangan sebelum menemui ajal.
0 komentar:
Posting Komentar